![](https://aslisunda.files.wordpress.com/2010/05/cepot.jpg)
Cepot
merupakan wayang yang saya favoritkan. Alasan kenapa saya menyukai wayang cepot
karena karakternya yang selalu spontan apa adanya dan juga jenaka, selain itu juga
dari bentuk fisik wayangnya , dengan wajah memerah seperti orang yang sedang
merasa marah dan malu. Cepot juga merupakan wayang yang paling sering saya
jumpai di banyak acara tv, selalu membuat saya terhibur karena karakternya
tersebut.
Sekilas tentang Cepot
Cepot/Astrajingga
merupakan anak angkat Sanghyang Ismaya (semar) yang tercipta dari bayangannya
sendiri untuk menemani Semar ketika diperintahkan Sanghyang Tunggal untuk
mengabdi kepada Trah Witaradya (Ksatria). Bicaranya kekanak-kanakan tapi selalu
penuh makna
Ia
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan
Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari saung). Wataknya humoris, suka banyol
ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa.
Kendati begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik.
Lakonnya
biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu menemani para ksatria,
terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi majikannya. Cepot digunakan dalang
untuk menyampaikan pesan-pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu
nasihat, kritik maupun petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan sambil
guyon.Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan bersenjata
bedog alias golok. Dalam pengembangannya Cepot juga punya senjata panah. Para
denawa (raksasa/buta) biasa jadi lawannya. Sastrajingga merupakan tokoh
panakawan putra Semar Badranaya.
Sastra
adalah tulisan. Jingga adalah merah. Si Cepot adalah gambaran tokoh wayang yang
mempunyai kelakuan buruk ibarat seorang siswa yang mempunyai rapot merah. Namun
demikian ia sangat setia mengikuti Semar kemana saja dia pergi.
No comments:
Post a Comment