Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil. Aksi terorisme identik dengan kekerasan. Contohnya seperti pembajakan, peledakan bom, teror, bom bunuh diri, dan lain sebagainya. Yang mana semua aksi tersebut kebanyakan terjadi tanpa terduga dan bisa menimpa siapa saja tanpa memilih, baik itu anak-anak, anak muda, orang dewasa, maupun orang tua.
Namun demikian, perlu
untuk di ingat bahwa aksi terorisme juga mengikuti perkembangan zaman. Artinya,
bentuk dan pola aksi yang dilakukan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan
dan pergeseran. Sehingga mau tidak mau kita harus selalu mengupdate informasi
dan meningkatkan kewaspadaan agar nantinya tidak menjadi target serta sasaran
jaringan teroris, khususnya bagi yang merasa sebagai generasi muda.
Karena bagi mereka
generasi muda merupakan sasaran empuk untuk direkrut menjadi anggota jaringan
teroris. Selain itu, karena memang terorisme sangat dekat sekali dengan
generasi muda. Sehingga tak heran jika mereka dengan mudah meracuni pikiran
generasi muda dengan paham radikal. Apalagi generasi muda tersebut adalah
mereka yang putus sekolah, buta huruf, miskin, dan juga penganguran. Dimana
mereka semua langsung terbuai ketika di iming-imingi sejumlah uang dan
kegagahan memegang senjata.
Akan tetapi, patut
untuk di perhatikan juga karena tidak semua yang jatuh ke dalam buaian jaringan
terorisme adalah mereka yang tidak berpendidikan dan tidak mampu. Banyak juga generasi
muda yang berpendidikan dan dari kalangan berada yang terbuai dan terlibat aksi
terorisme. Biasanya mereka adalah orang yang tergolong idealis, emosional, dan
mudah tertipu.
Selain itu, terdapat
juga alasan mengapa seseorang rentang untuk disusupi paham kekerasan atau
terorisme. Beberapa di antaranya seperti :
1. Mereka yang membutuhkan perasaan
kebersamaan.
2. Mereka yang sedang mencari identitas atau
jati diri.
3. Mereka yang sedang mencari sensasi dan
ingin di anggap gagah.
4. Mereka yang ingin memperbaiki apa yang
mereka anggap sebagai ketidakadilan.
5. Mereka yang menaruh simpati pada kelompok radikal atau
teroris tertentu, yang mana mereka temukan lewat internet.
Cara Memberantas Aksi Terorisme
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk memberantas terorisme, baik itu secara individu maupun kelompok. Semua tergantung dari masing-masing pribadi, Misalnya, melakukan kegiatan yang positif dalam aktivitas sehari-hari. Atau belajar bersikap damai dan mendamaikan suatu hal atau kejadian.
Selain kedua contoh di atas, sebagai warga negara yang baik dan paham aturan kita juga dapat berpartisipasi dengan cara lain dalam melakukan pencegahan terhadap terorisme, misalnya :
- Mendukung segala upaya perdamaian, baik yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi, maupun perseorangan.
- Membuat atau membangun komunitas-komunitas kecil yang bertujuan untuk mengkampanyekan perdamaian dan indahnya keberagaman, minimal dimulai dengan orang-orang di lingkungan sekitar.
- Memperdalam pengetahuan mengenai keberagaman dan perdamaian.
- Cobalah untuk mengikuti kegiatan dan acara dialog publik serta kegiatan yang mempromosikan keberagaman.
- Berperan aktif dalam melaporkan gejala-gejala sekecil apapun yang mengarah pada radikalisme atau terorisme.
- Meningkatkan pemahaman keagamaan.
- Sebagai warga negara, perlu juga untuk meningkatkan pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan format NKRI.
- Meningkatkan kewaspadaan dalam pergaulan sehari-hari agar tidak mudah terpengaruh dengan paham atau ajakan yang mengarah pada radikalisme terorisme.
- Sebagai generasi muda yang melek teknologi, wajib untuk menyaring segala informasi yang kita dapatkan
- Tidak lupa juga untuk aktif mensosialisasikan kepada masyarakat apa itu terorisme, bahaya dan dampaknya, pola mereka merekrut anggota, bentuk dan pola aksi mereka, dan masih banyak lagi.
No comments:
Post a Comment